BAHSUL KUTUB. III
Dosen Pengampu :
H. Nurrohman FZ., B.Ed.,
MA.
Disusun
oleh :
1.
MUADHOM
2.
A. KHARIS
3.
MUALLIFAH
4.
EMA WIJAYANTI
5.
NUR HIDAYAH
6.
SITI RACHMAWATI
FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER V
NR. PROGRAM S.1.
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2011
A.
Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia dengan bahasanya yang lemah lembut, balaghoh yang indah, sehingga al-Qur’an membawa dimensi baru terhadap pendidikan dan berusaha mengajak para ilmuwan untuk menggali maksud kandungannya agar manusia lebih dekat kepada-Nya.
Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak
terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia diungkapkan dalam berbagai ayat dan
surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu melalui tema-tema
pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan informasi-informasi
pendidikan yang dimaksud.
Al-Qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk atau arah, jalan yang lurus mencapai kebahagiaan bagi manusia, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 16:
Al-Qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk atau arah, jalan yang lurus mencapai kebahagiaan bagi manusia, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 16:
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَه ُُ سُبُلَ السَّلاَمِ
وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِه ِِ وَيَهْدِيهِمْ
إِلَى صِرَاط ٍ مُسْتَقِيم
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab
itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya
yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus.”.
فلسفة التر بية القرانية
قد يستغرب البعض منكم حين يسمعنى أقول إن
القران الكريم هو للمسلم أعظم كتاب فى فلسفة التربية والتعليم . أجل , إ نهم لم
يألفوا هذه الفكرة من قبل ولم يخالجهم أي إحتمال من هذا القبيل . فمعظمنا قد قرأ
القران كله أو بعضه فى المدرسة الابتدائية والسنوات الأولى من الدرا سة الثا
نوية ثم والدعه لغير عودة اليه . هذا هو حال الأ كثرية من المثقفين الذين يدعون بالمسلمين . فإ نهم لم يقرأوا
القران إلا فى الدراسة الأ ولى بدون تفهم
كاف لمعا نيه أو إحاطة وافية بمحتوياته .
وفى الحقيقة أن القران الكريم هو كنز عظيم من كنوز الثقافة النسانية ولا
سيما الروحية منها . وهو أول ما يكون كتا ب تربية وتهذيب على وجه العموم , وكتا ب
تربية إجتماعية وأخلا قية ورو حية على وجه
الحصوص . إذا كانت الفلسفة تعنى بدرس بدايات الأمور
ونهايا تها , وبدرس العلا قات والإرتباطات بين الإنسان وأخيه الا نسان , وبين الا
انسان والكون , وبين الا نسان وخالق الكون
, ففلسفة القران الكريم تشمل كل ذلك . واذا كانت التربية تعنى بتنشئة الفرد ونموه
فى الخنس البشرى فالقران الكريم يعنى بتربية الموجودات كلها بما فى ذالك تربية الا
نسان , وحين نكرر يوميا ( الحمد لله رب العالمين ) فعبارة ( رب العالمين ) تعنى (
مربى العالمين ). فإشتقاق ( رب ) ( وربى ) من اصل واحد . فالله سبحانه وتعالى هو
المربى الاعظم فى الكون وليس مربى الا نسان فحسب بل مربى الخليقة كلها , فالقران
الكريم يعالج نشوء الخليقة كلها ونشوء الانسان وطبيعة الانسان ويؤكد وجود النظام فى
الطبيعة وفى المجتمع . ويؤكد ما يتطلبه كل ذلك من أهداف تربوية ولاسيما فى حقل تهذ
يب النفس وتنظيم السلوك . وفلسفة القران التربوية تمتاز بالشمول وبالتوحيد كما
تتضمن التطور والتغيير .#
B.
Terjemah
“ FILSAFAT PENDIDIKAN FERSI AL QUR’AN ”
Terkadang sebagian dari kamu merasa
aneh ketika di suruh mendengarkan perkataankuku, Bahwa sesungguhnya Al Qur’an ulkarim bagi orang
islam itu merupakan kitab yang luar biasa
di dalam Filsafat pendidikan dan pembelajran. Benar ja,,, karana,,Sesungguhnya Orang-orang
islam belum terbiasa mengembangkan pemikiran
ini sebelunya dan tidak mau mengembangkan pikirannya di berbagai upaya untuk
menerima pemikiran ini, . sebagian besar dari kita telah membaca seluruh atau
sebagian isi Al Qur,an di madrasah ibtidaiyyah dan tahun-tahun pertama dari
pelajaran di sanawiyyah, kemudian kita meninggalkan Al Qur,an tanpa kembali
lagi membacanya. inilah kondisi kebanyakan budaya orang yang di klaim sebagai orang islam. Sebenarnya mereka
itu tidak pernah membaca Al Qur’an kecuali pada awal pembelajarannya, itupun
tanpa pemahaman yang cukup terhadap makna-makna yang terkandung dalam AlQur’an atau penguasaan
yang sempurna, yang terkandun g di dalamnya, . Pada hakikatnya sesungguhnya Al
Qur’an merupakan simpanan(sumber kekayaan )yang agung dari beberapa simpanan
kebudayaan manusia, Lebih - lebih
menjiwai kebudayaan rokhani,(jiwa) tersebut. Keberadaan Al Qur’an merupakan permulaan sebuah kitab tentang
pendidikan dan mengajarkan pembinaan ahlaq secara umumnya(global), Dan Al Qur’an kitab yang
mendidik hidup bersosial dan berahlaq(etika) dan mendidik jwa (estitika) pada
khususnya.
Ketika Filsafat itu di kehendaki( di
arahkan) untuk mempelajari permulaan dan penghabisan dari suatu perkara, dan
memepelajari hubungan kaitan antara manusia dan saudara-saudaranya, antara
manusia dan alam, antara manusia dan yang menjadikan alam( tuhan), maka
filsafat AlQur’an mencakup semua itu. ketika pendidikan di arahkan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi setiap individu dari klompok masarakat, maka alQur’an di arahkan untuk
mendidik segala yang nampak demikian termasuk
dalam mendidik manusia, Dan di kala setiap hari kita mengulang-ulang “ الحمد لله رب العالمين” (Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam) keterangan dari “ رب العالمين ” ,( Tuhan
semesta alam ) yang di maksud
adalah “مربي العالمين “( Tuhan yang mendidik seluruh semests alam). Asal kata “رب
“ dan “وربي
“ berasal dari satu kalimat. Maka Allh
SWT adalah dzat pendidik yang agung di alam ini, dan Allah tidak hanya mendidik
manusia saja, tetapi Allah mendidik seluruh mahluk. Al Qur’an Al Karim juga meluruskan
aktifitas seluruh mahluk, dan aktifitas manusia, meluruskan karakter manusia,
dan memperkokoh eksistensi peraturan dalam kepripribadian diri manusia dan masarakat.
Al Qur’an juga memperkokoh segala yang di cari ( tekankan) seperti ini dari
sisi pendidikan, lebih - lebih didalam bidang
pembinaan mental dan mengatur prilaku( aktifitas). Filsafat Al Qur’an yang berpola pendidikanan dapat memebedakan yang mencakup segala urusan(multi
dimensi) dan mencakup tentang keesaan tuhan (mono isme,), seperti mengandung
pula ketentuan(kepastian) dan perubahan. ##.
C.
Merujuk kepada informasi al-Qur’an
pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni
dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Konsep pendidikan
al-Qur’an sejalan dengan konsep pendidikan Islam yang dipresentasikan melalui
kata tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
Tarbiyah
berasal dari kata Robba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah selaku Murabby
(pendidik) sekalian alam. Kata Rabb (Tuhan) dan Murabby (pendidik) berasal dari
akar kata seperti termuat dalam ayat al-Qur’an :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرا ً
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24).
Menurut Syed Naquib Al-Attas, al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik, memelihara menjaga dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan tumbuhan (Jalaluddin, 2003: 115). Sedangkan Samsul Nizar menjelaskan kata al-tarbiyah mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah maupun rohaniah (Samsul Nizar,2001,87)
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرا ً
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24).
Menurut Syed Naquib Al-Attas, al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik, memelihara menjaga dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan tumbuhan (Jalaluddin, 2003: 115). Sedangkan Samsul Nizar menjelaskan kata al-tarbiyah mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah maupun rohaniah (Samsul Nizar,2001,87)
Kata Rabb di dalam Al-Qur’an diulang
sebanyak 169 kali dan dihubungkan pada obyek-obyek yang sangat banyak. Kata
Rabb ini juga sering dikaitkan dengan kata alam, sesuatu selain Tuhan.
Pengkaitan kata Rabb dengan kata alam tersebut seperti pada surat Al-A’raf ayat
61 . :
قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلاَلَة ٌ وَلَكِنِّي رَسُول ٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“ Nuh menjawab: Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan Tuhan semesta alam.”
قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلاَلَة ٌ وَلَكِنِّي رَسُول ٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“ Nuh menjawab: Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan Tuhan semesta alam.”
Pendidikan
diistilahkan dengan ta’dib, yang berasal dari kata kerja “addaba” Kata al-ta’dib diartikan kepada proses
mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi
pekerti peserta didik (Samsul Nizar, 2001: 90). Kata ta’dib tidak dijumpai
langsung dalam al-Qur’an, tetapi pada tingkat operasional, pendidikan dapat
dilihat pada praktek yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik
agung dalam pandangan pendidikan Islam, sejalan dengan tujuan Allah mengutus
beliau kepada manusia yaitu untuk menyempurnakan akhlak (Jalaluddin, 2003:
125). Allah juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik
contoh teladan bagi kamu sekalian.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَة ٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. Al-Ahzab, 21)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَة ٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. Al-Ahzab, 21)
Selanjutnya Rasulullah Saw meneruskan wewenang
dan tanggung jawab tersebut kepada kedua orang tua selaku pendidik kodrati.
Dengan demikian status orang tua sebagai pendidik didasarkan atas tanggung
jawab keagamaan, yaitu dalam bentuk kewajiban orang tua terhadap anak, mencakup
memelihara dan membimbing anak, dan memberikan pendidikan akhlak kepada
keluarga dan anak-anak.
Pendidikan
disebut dengan ta’lim yang berasal dari kata ‘alama berkonotasi pembelajaran
yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Dalam kaitan pendidikan ta’lim
dipahami sebagai proses bimbingan yang dititikberatkan pada aspek peningkatan
intelektualitas peserta didik (Jalaluddin, 2003: 133). Proses pembelajaran
ta’lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan
Adam As oleh Allah Swt. Adam As sebagai cikal bakal dari makhluk berperadaban
(manusia) menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari
Allah Swt, sedang dirinya (Adam As) sama sekali kosong. Sebagaimana tertulis
dalam surat al-Baqarah ayat 31 dan 32:
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَاؤُلاَء إِنْ كُنتُمْ صَادِقِينَ “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”
قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيم ُ
“ Mereka menjawab, “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَاؤُلاَء إِنْ كُنتُمْ صَادِقِينَ “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”
قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيم ُ
“ Mereka menjawab, “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Dari
ketiga konsep diatas, terlihat hubungan antara tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
Ketiga konsep tersebut menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan
teleologis (tujuan) dalam pendidikan Islam sesuai al-Qur’an yaitu membentuk
akhlak al-karimah.
D.Ayat-Ayat Al Qur’ang Yang
Berhubungan Dengan Pendidikan
1. Surat
al-Baqarah ayat 129
ُ رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا ً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ
آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيم
“ Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
2. Surat al-Baqarah ayat 15
“ Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
2. Surat al-Baqarah ayat 15
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا ً مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ
آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُواتَعْلَمُون
“Sebagaimana
(Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui.”
3. Surat Luqman ayat 13
3. Surat Luqman ayat 13
وَإِذْقَالَ لُقْمَانُ لِابْنِه ِِ وَهُوَ يَعِظُه ُُ يَابُنَيَّ لاَ
تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيم
“Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”
4. Surat Luqman ayat 14
“Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”
4. Surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّه ُُ وَهْنا ً
عَلَى وَهْن ٍ وَفِصَالُه ُُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua (ibu
bapaknya); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
E.Kesimpulan
Pendidikan
Islam yang sejalan dengan konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam
tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam
konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan
pendidikan melalui utusan-Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul
menyampaikan kepada para ulama, kemudian para ulama menyampaikan kepada
manusia. Sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim merupakan proses tranfer ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan intelektualitas peserta didik. Kemudian ta’dib
merupakan proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta
didik
Konsep
pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan
pendidikan di dalam Kitab al-Qur’an itu sendiri seperti pada ayat-ayat yang
telah dijelaskan yaitu surat al-Baqarah ayat 31-34, 129, dan 151 menjelaskan
tentang pelajaran yang diberikan Allah kepada Nabi Adam As, dan pokok-pokok
pendidikan yang diberikan Rasul kepada umatnya. Surat Luqman ayat 13-14 berisi
tentang konsep pendidikan utama yakni pendidikan orang tua terhadap anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar